Sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu mengenai Artificial Intelligence
Pengertian Artificial Intelligence (kecerdasan buatan)
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) istilah yang
mungkin akan mengingatkan kita akan kehebatan optimus prime dalam film The
Transformers. Kecerdasan buatan memang kerap diidentikkan dengan kemampuan
robot yang dapat berperilaku seperti manusia. Definisi Kecerdasan Buatan,
Berbagai definisi diungkapkan oleh para ahli untuk dapat memberi gambaran
mengenai kecerdasan buatan beberapa diantaranya :
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan
penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer
untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H. A.
Simon [1987]).
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana
membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih
baik oleh manusia (Rich and Knight [1991]).
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang
dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol
daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau
dengan berdasarkan sejumlah aturan (Encyclopedia Britannica).
Lalu setelah ini saya akan memperkenakan flim yang menurut saya sangat bisa menggambarkan Artificial Intelligence
Dimainkan dengan brilian oleh ketiga aktornya, 'Ex Machina'
adalah film sci-fi cerdas yang mengeksplorasi lebih jauh tentang kecerdasan
buatan dan merupakan film bertema A.I. yang paling akurat hingga saat ini, baik
secara logika maupun emosional.
“One day the AI's are going to
look back on us the same way we look at fossil skeletons on the plains of
Africa.”
— Nathan Bateman
— Nathan Bateman
Tema mengenai kecerdasan buatan atau Artificial
Intelligence (A.I.) sudah sering diangkat dalam film, misalnya saja
(yang terbaru) dalam Chappie dan Her.
Namun di tangan Alex Garland yang terkenal dengan skenario
inovatifnya dalam film zombie 28 Days Later, tema familiar ini
menjadi segar dengan mengambil pendekatan baru. Tak hanya menjadikannya screenplay yang
ambisius, namun juga menjadi debut prestisius Garland sebagai sutradara.
Sama seperti film sci-fi bertema A.I. lainnya, film ini juga membahas tentang eksistensi kecerdasan buatan dan bagaimana posisi mereka di dunia manusia. Apa yang akan terjadi jika kecerdasan buatan tak hanya bisa meyakinkan kita bahwa mereka sama seperti manusia, tapi menyadari bahwa mereka ADALAH manusia dan punya keinginan bertahan hidup yang sama? Pertanyaan inilah yang menjadi premis utama dari skenario Garland.
Caleb (Domhnall Gleeson) adalah seorang programer dan pegawai kelas bawah di Bluebook, sebuah perusahaan mesin pencari terpopuler di dunia (mirip dengan Google) yang memenangkan kompetisi yang diadakan oleh CEO-nya yang jenius, Nathan (Oscar Isaac). Hadiahnya adalah kesempatan untuk menghabiskan waktu seminggu bersama Nathan di kompleks mewah miliknya di Alaska.
Sesampainya disana, ternyata Caleb bukan diundang untuk liburan, melainkan melakukan "Turing Test", sebuah pengujian yang dilakukan Nathan untuk mengetes A.I. berteknologi tinggi yang baru dibangunnya dalam wujud robot berwajah cantik bernama Ava (Alicia Vikander). Caleb bertugas untuk melakukan kontak verbal dengan Ava dan menguji kesempurnaan Ava sebagai A.I. yang mirip manusia.
Sama seperti film sci-fi bertema A.I. lainnya, film ini juga membahas tentang eksistensi kecerdasan buatan dan bagaimana posisi mereka di dunia manusia. Apa yang akan terjadi jika kecerdasan buatan tak hanya bisa meyakinkan kita bahwa mereka sama seperti manusia, tapi menyadari bahwa mereka ADALAH manusia dan punya keinginan bertahan hidup yang sama? Pertanyaan inilah yang menjadi premis utama dari skenario Garland.
Caleb (Domhnall Gleeson) adalah seorang programer dan pegawai kelas bawah di Bluebook, sebuah perusahaan mesin pencari terpopuler di dunia (mirip dengan Google) yang memenangkan kompetisi yang diadakan oleh CEO-nya yang jenius, Nathan (Oscar Isaac). Hadiahnya adalah kesempatan untuk menghabiskan waktu seminggu bersama Nathan di kompleks mewah miliknya di Alaska.
Sesampainya disana, ternyata Caleb bukan diundang untuk liburan, melainkan melakukan "Turing Test", sebuah pengujian yang dilakukan Nathan untuk mengetes A.I. berteknologi tinggi yang baru dibangunnya dalam wujud robot berwajah cantik bernama Ava (Alicia Vikander). Caleb bertugas untuk melakukan kontak verbal dengan Ava dan menguji kesempurnaan Ava sebagai A.I. yang mirip manusia.
Ex Machina mendapat respon positif dari banyak kalangan pemerhati
film dunia, tetapi bagi saya mungkin penilaian tersebut sedikit overatted.
Bukan berarti ia adalah film yang buruk, tidak, tidak sama sekali, malah saya
harus mengakui bahwa Garland sudah melakukan sesuatu yang besar untuk debut
penyutradaraanya. Saya dapat mengerti visi dan konsep yang ingin diangkat
Garland di sini. Ex Machina tidak hanya ingin menyampaikan
pesan tentang teknologi yang berubah menjadi horor dan teror yang siap
menghukummu jika tak tau bagaimana cara mengendalikan kekuatan besarnya, namun
juga ada wilayah abu-abu yang coba di sajikan Garland melalui rangkaian
perdebatan berisi dialog-dialog menarik antara Caleb, Nathan dan Ava serta
sebuah keraguan dan dilema moral luar biasa dari apa yang kamu lihat dan
apa yang kamu rasakan sebagai manusia biasa terhadap sesuatu yang menyerupai
dirimu, pertanyaannya, apakah Ava adalah sebuah A.I sempurna yang selama ini
hanya menjadi mimpi dunia digital atau ada agenda-agenda lain yang tersembunyi
rapat di dalamnya, termasuk pada sang kreatornya, Nathan. Masalahnya, Garland
bisa dibilang kurang maksimal mengeksploitasi sisi abu-abu ini,
alih-alih melemparkan misteri yang kuat buat penonton untuk terhentak di
ujungnya, setiap jawaban dari pertanyaannya yang diberikan seperti sudah terpapang
cukup jelas dalam perjalannya, bahkan jauh sebelum klimaks mengejutkan itu
datang dan (seharusnya) menghantammu keras.
Kesalahan Garland dalam usahanya membuat Ex
Machina menjadi pertunjukan fiksi ilmiah yang menarik adalah karena ia
tidak mampu menghadirkan interaksi yang lebih pada relasi Caleb dan Ava dalam
usaha memanipulasi penontonnya, saya khususnya. Keduanya terpisah oleh dinding
kaca di hampir seluruh durasinya, interaksi yang terjadi hanya sebatas bahasa
verbal melalui percakapan dan taya jawab panjang yang awalnya terkesan normatif
namun belakangan tercipta kekaguman besar dalam diri Caleb melihat sosok
mesin sempurna di hadapannya. Masalahnya, jika kamu senaif karakter Caleb,
narasi Ex Machina jelas akan bekerja dengan baik dalam
usahanya untuk mengelabuimu melalui rasa kemanusiaan, cinta, obsesi dan
kebecian yang menjadi kekuatan sekaligus kelemahan terbesar manusia ketika
semua menjadi terasa berelebihan, khususnya buat Caleb dengan kehidupan
sosialnya yang menyedihkan. Tetapi sedikit banyak, motif untuk membelokan
plotnya ke jalan berbeda yang menjadi lebih suram dan mengerikan sudah
terlihat jelas sejak pertengahan film,
Tidak ada yang terlalu abstrak di sini, tidak ada lapisan cerita
rumit, semua motif dan pesannya sudah terpapang jelas di depan hidungmu. Namun
meski kurang kuat di narasinya saya menyukai bagaimana Garland mempresentasikan
idenya itu. Dihadirkan dalam visual sederhana namun terasa intim layaknya
drama-drama indie yang indah. Setiap percakapan segi tiga antara Gleeson dan
Issac mengundang rasa ketertarikan tersendiri ketika keduanya
terlibat dalam bahasan moral, etika serta keputusan yang
diambil. Sementara interaksi Gleeson dan Vikander seharusnya bisa jauh lebih
baik lagi, mengingat keduanya punya peranan penting untuk membawa konfliknya,
terlebih melihat Vikader bermain dengan sangat baik sebagai Ava yang. Oh ya,
jangan lupakan juga penampilan Sonoya Mizuno yang meskipun nyaris tak
berbicara, namun kehadirannya mampu mencuri perhatian sebagai asisten pribadi
Nathan yang misterius. Bagian terbaik Ex Machina tentu saja
adalah klimaksnya, meski sudah bisa diprediksi ke mana ia akan berakhir, namun
horor di ujungnya sedikit banyak berhasil meninggalkan sedikit kesan haunting di
benak penontonnya.
SUMBER
http://www.ulasanpilem.com/2015/05/review-ex-machina-2015_21.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Ex_Machina_(film)
Komentar
Posting Komentar